Minggu, September 30, 2007

Struktur Organisasi PAKSU

BPH
Menjaga terpeliharanya Vsi dan Misi PAKSU
Mengkordinir pelakssanaan kegiatan PAKSU
Memperhatikan pengurus
Menjalin kerjasama dengan pelayanan lain
Mempersiapkan regenerasi PAKSU
SEKSI MISI
Membentuk dan mengkoordinir KTB
Mengadakan pelayanan anak jalanan/pemulung
SEKSI ACARA
Mengadakan kebaktian (setiap bulan)
Membentuk vokal grupMengadakan training (MC, Musik)
SEKSI ADNIA
Mengundang alumni untuk kebaktian PAKSU
Membuat dan Meng-update database alumni
Memperhatikan alumni melalui kunjungan kasih dan moment khusus
Membuat warta dan buletin PAKSU
SEKSI SDM
Menyediakan info lowongan kerja
Mengelola perpustakaan
Mengadakan training/seminar
SEKSI DANA
Mencari dana untuk biaya operasional
Mencari dana untuk peralatan
Mencari dana rumah persekutuan
Mencari dan mengirimkan dana pelayanan Medan
SEKSI DOA
Mengadakan persekutuan doa PAKSU
Membuat buletin doa
Mengkordidnir tim doa
SEKSI KESEKRETARIATAN & PERALATAN
Pengurusan pemakaian ijin gereja (untuk kebaktian PAKSU)
Menyediakan dan mempersiapkan peralatan
Monitoring peralatanPerbaikan & perawatan rumah kesekretariatan
PASUTRI
Mengadakan KTB
Mengadakan pembinaan khusus pasutri
Membuat database pasutri

Aksi Sosial PAKSU 2007

Time to Care, Time to Share
-Aksi Sosial dalam rangka HUT Paksu-
~ Donor Darah ~
Sejak pertama kali wacana perayaan ulang tahun PAKSU mengemuka, ide untuk melayani masyarakat luas sudah ada. Tidak tau siapa yang pertama sekali mengusulkan, tetapi semuanya setuju, kita harus dan akan melakukan sesuatu. Melaksanakan donor darah secara massal adalah hal yang pertama sekali dilakukan. Sebagian besar 'warga' Paksu tidak terbiasa dengan hal ini, memang ada berberapa orang yang sudah menjadi donor tetap, tapi banyak dari kita yang belum pernah melakukannya. Dan keberadaan teman-teman yang sudah pernah bahkan sering melakukannya menyemangati kita untuk melakukan ini. Kalau mereka bisa melakukannya, berarti kita juga bisa. Kalau berjuta orang di luar sana dapat melakukannya, maka kita akan baik-baik saja dalam melakukannya.
Walaupun mengumpulkan donor sebanyak 120 orang memerlukan usaha ekstra, apalagi hampir 90 % adalah pendonor perdana, tentu banyak kekhawatiran, apakah aku cukup kuat untuk melakukannya?, bagaimana jika terjadi sesuatu?, apakah jarumnya steril?, apakah mungkin saya akan tertular penyakit berbahaya?, dan banyak pertanyaan lainnya sering sekali ditanyakan oleh para pendonor . Tetapi akhirnya para pendonor toh terkumpul juga. Dengan doa, dengan tekad bulat, dan dengan keiklasan hati, akhirnya kita benar-benar melakukannya pada hari Sabtu,1 September 2007 di PMI wilayah DKI Jakarta.Satu per satu teman-teman calon pendonor berdatangan, mendaftar, diperiksa Hb nya, lalu diperiksa lagi oleh dokter dan akhirnya diambil darahnya. Beberapa orang harus kecewa karena ternyata mereka tidak memenuhi syarat untuk menjadi pendonor. Para perempuan rata-rata karena Hb-nya terlalu rendah atau ada juga yang tekanan darahnya terlalu rendah.Para pria justru sebaliknya Hb nya terlalu tinggi. Dan mereka tidak bisa menjadi pendonor kali ini, mungkin lain kali, di waktu yang akan datang
~ Pengobatan Gratis ~ Aksi ke dua adalah Penyelenggaraan Pengobatan Gratis kepada masyarakat. Perjalanan persiapannya cukup lancar. Dimulai dengan penentuan lokasi yang akan dilayani. Penentuan ini cukup alot juga, dimana kita akan melakukannya?, kenapa di sana?, apakah masyarakat di sana merupakan sasaran yang tepat? Adalah pertanyaan yang berulang kali kita tanyakan dan cari jawabannya. Dan akhirnya selelah meninjau lokasi, berbicara langsung dengan RW setempat dan dengan pertimbangan yang matang, kita sepakat bahwa kita akan melakukannya di RW 008 Kel.Kebon Pala, Kec.Makassar, Jakarta Timur. Hal-hal tak terduga, kejutan menyenangkan terjadi sepanjang persiapan ini, Thanks God. Lukas dari Kalimantan menyumbangkan obat-obat yang dapat kita gunakan, begitu juga dengan Alles dari Sahabat Anak mengijinkan Paksu untuk menggunakan obat-obat mereka. Dan satu persatu tenaga medis dan paramedis, menyatakan bersedia dan ikut bergabung pada pelayanan aksi pengobatan gratis hari Sabtu, 8 September 2007.Panita tiba pada persiapan akhir. Ada sedikit hambatan.Tidak ada yang bisa mengelompokan obat sesuai fungsi-nya. Kami baru sadar ternyata tidak ada diantara kami dari latar belakang medis atau paramedis. Tapi akhirnya itu juga dapat dilewati dengan baik, berkat bantuan dari teman-teman apoteker dan kembali dr. Lukas membantu panitia mengelompokkan obat ini dengan benar, sehingga memudahkan bagi para dokter dan apoteker untuk memberikan obat.
Pada saat hari H, semuanya berjalan dengan lancar. Panitia dibantu oleh banyak orang, teman-teman non panitia, datang dengan sukarela, menolong dengan sukacita, angkat-mengangkat, cari-mencari, antar-jemput dan lain-lain. Dan pada hari itu mulai jam 9.00 pagi s/d 2 siang, kami dapat melayani sekitar 217 orang yang memerlukan bantuan pengobatan. Sekali lagi kami sangat bersyukur kepada Tuhan atas boleh terlaksananya pengobatan gratis ini, dan terimakasih sebesar-besarnya kepada para dokter: Myrna, Erwin, Dharma, Lea dan Winda; kepada para perawat: Shanti, Reniola dan Mery; kepada para apoteker: Evy, Michael, Roy Mansen, July, Jojor dan Lower; kepada Sie.Misi Paksu yang menjadi petugas pendaftaran, kepada Sie. Peralatan dan para sukarelawan, kepada B'Eslon dengan Toa-nya dan kepada semua pihak yang membantu kelancaran aksi ini. Semoga pelayanan kita dapat menjadi berkat bagi masyarakat di sana dan menjadi kemuliaan bagi Tuhan.
~ Pengasapan (fogging) ~ Aksi terakhir tapi bukan yang terkecil (last but not least), Aksi Pengasapan (Fogging). Dalam pelaksanaan aksi ini banyak hal menegangkan yang harus kita alami. Sebelumnya kami cukup yakin aksi ini akan berjalan lancar. Obat, peralatan dan tenaga kerja yang akan melaksanakannya sudah tersedia, sehingga perhatian panitia untuk aksi ini sedikit longgar.Sampai menjelang hari H, panitia ternyata harus mencari lagi peralatan fogging dan petugasnya, karena peralatan yang direncakan tidak dapat digunakan pada hari H dan petugasnya ternyata kurang. Kejutan lainnya, dua hari sebelum pelaksanaan, panitia harus menyediakan sekitar 80-100 liter solar sebagai bahan campuran obat dan ada bahan dan perlengkapan lain yang harus disediakan.
Dan sekali lagi kami mengalami bagaimana kerja sama dan bantuan dari teman-teman yang lain memungkinkan ini dilaksanakan dengan baik. semuanya akhirnya tersedia dan fogging dapat dilaksanakan di hari dan lokasi yang sama dengan pengobatan gratis, yaitu: Sabtu, 8 September 2007 di RW 08 Kec. Kebon Pala, Kec. Makassar Dan akhirnya semua aksi sosial tersebut dapat dilakukan sesuai rencana. Kami panitia dan banyak teman-teman di Paksu belajar banyak hal dari aksi ini. Bagaimana kita melihat apa yang terjadi di sekitar kita, bagimana kita membuka hati dan mau memberi untuk orang-orang yang membutuhkan, ambil bagian dalam keperdulian sosial. Akhirnya segala puji dan syukur kepada Bapa di sorga yang memampukan kami panitia dapat mengorganisirnya, biarlah semuanya menjadi kemuliaan bagi namaNya. Sampai jumpa di Aksi Sosial berikutnya.
(oleh: Reiny Manalu)

Warta September 2007

Mari kita hadiri Kebaktian PAKSU Hari Minggu, 14 Oktober 2007, pukul 14.00WIB Tema: "Is Secular Work a Full Time Service?" Tempat: Gereja HKBP SUDIRMAN, (Jl.Jend.Sudirman, belakang Chase Plaza) ************************** Selamat atas kelahiranJONATHAN SIRAITPutra dari;Kel. Midian Sirait /Tumpan Hutagaol ************************** Telah dipanggil Bapa disurgaAYAHANDA dari Roy Mansen Purba(di P.Siantar) ************************** SUSUNAN PANITIA HUT PAKSU ke – 15, 2007 Ketua :Reston P Sitorus Wakil Ketua :Ferry Tampubolon Sie Acara : Santi Tambunan Rugun Tampubolon Parlin Sinaga Heppy Tambunan Almen Pasaribu Fona Sitorus Rose Tarigan Taruli Hutagaol Sie Sosial : Dame Reiny Manalu Bob Maruli Manurung Jhon Lukman Purba Dina Sitorus Jerry Simorangkir Donal Simanjuntak Ebenhard Marpaung Sie Dana : Lastiar Sitompul Siti Harni harahap Gorga Lumban Batu Dame Purba Anita Lumban Gaol Mauritz Purba Nella Sie Peralatan : Marolop Nainggolan Anton Pakpahan Junjungan Sipahutar Sie Publikasi : Eslon Simarmata Kamson Napitu

Selasa, Juli 10, 2007

Warta Minggu-1 Bulan Juli 2007

Seminar Interaktif - Communication Skill "Bagaimana cara berkomunikasi yang baik, benar, efektif, kreatif dan inovatif" "Bagaimana kaum profesional berkomunikasi dengan sesama pekerja, atasan, bawahan, pelanggan, pemasok, dan lain-lain" Topik : Communication Skill for Professionals Hari/tanggal : Minggu, 22 Juli 2007 Waktu : 14.00 - 16.00 WIB Tempat : Sekretariat Paksu Pembicara : Juniel Harefa (S.Sos) - Corporate communication Manager & Division head of Krisbow Product PT.Kawan Lama, Jakarta (Perusahaan distributor alat teknik, mesin dan industri terbesar di Asia) ===================================================== Training Pemusik Hari/tanggal : Sabtu, 28 Juli 2007 Waktu : 17.00 WIB sampai selesai Tempat : Sekretariat Pelatih : Bang Toman Manik Training Master of Ceremony (MC) Hari/tanggal : Sabtu, 25 Agustus 2007 Waktu : 17.00 WIB sampai selesai Tempat : Sekretariat Pelatih : -- dalam konfirmasi -- Pendaftaran: Lena dan Rita Kandi ================================================== PELAYANAN ANAK-ANAK PEMULUNG Kami mengundang teman-teman untuk menjadi tenaga pengajar bagi anak-anak pemulung setiap hari Sabtu, pukul 16.00 - 18.00 di Pondok Kelapa. Sampai saat ini jumlah anak didik sebanyak 23 orang anak (TK - SMP) Kami mengundang teman-teman yang rindu untuk mengikuti Penelaahan Alkitab dan persekutuan dalam Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) Untuk informasi hubungi: Jennery Siahaan dan Sandhora Sitompul ===================================== Selamat atas kelahiran Daniel Surya Maju Manurung, putra dari keluarga Bang Gurgur Manurung dan Kak Tiorisna Sihotang. Kiranya Tuhan menolong kedua orangtua dalam membimbing putra mereka bertumbuh dan mengenal Tuhan. ===================================== PEMBINAAN PASUTRI Tema : Teknik membangun Intimacy Hari/tanggal : Sabtu, 28 Juli 2007 Waktu : siang hari Tempat : Sekretariat Pembicara : Pdt. Robert Siahaan M.Div Untuk informasi lebih lengkap, hubungi Elson, Midian dan Dekris ============================================ KEBAKTIAN BULAN AGUSTUS 2007 Tema : Isu-isu Nasional, Korupsi (Dialog Interaktif) Hari/tanggal : Minggu, 12 Agustus 2007 Waktu : 14.00 WIB sampai selesai Tempat : Gereja HKBP Sudirman, Jl.Setia Budi Raya no.3 Belakang Chase Plaza, Jak-Sel Pembicara : Victor Silaen dan Lambok Hutauruk (KPK) ================================================ GATHERING K.T.B. Tema : Kecil tapi Berdampak Kegiatan : Ibadah, Permainan, Sharing, Rujak party Hari/tanggal : Minggu, 26 Agustus 2007 Waktu : 07.00 - 17.00 WIB Tempat : Taman Mini Indonesia Indah (Aula Sulteng) Pembicara : Drs. Elly Unus M.Div Kontribusi : Rp.40.000,- Informasi & Pendaftaran : Jennery Siahaan & Sandhora Sitompul =============================================== INFORMASI UMUM Rekening Dana Pelayanan Medan: BCA KCP Melawai a/c. 0701414810 a.n. Sri Rejeki Sembiring Rekening Dana Operasional & Rumah Persekutuan: BCA KCP Tebet Timur a/c. 6290152672 a.n. Dame Reiny E Manalu Sekretariat Paksu: Jl.Sutomo 2 no.46, RT.07/06, Kebon Pala, Jak-Tim Telp: 021-8010158 Mailing list: PAKSU@yahoogroups.com Email: PAKSU_2004@yahoo.com ==================================================== Seminar 2007 Charis Ministry Setelah memecahkan Kode Da Vinci pada tahun 2005 dan Membongkar Kepalsuan Injil Yudas pada tahun 2006, Charis Ministry kembali mengadakan seminar "MEMBONGKAR KEBOHONGAN MAKAM YESUS" Hari/tanggal : Minggu, 15 September 2007 Waktu : 14.00 - 18.00 WIB (2 sesi, diselingi snack) Tempat : Gedung Pertemuan Arung Jeram Jl.Duren Tiga Raya no. 33A, Warung Buncit, Jaksel Pembicara : Ev. Harjanto Setiawan, M.Div Kontribusi : Rp.60.000,- (Umum) dan Rp.40.000,- (Pelajar/Mahasiswa) Informasi & Pendaftaran: Widodo (0813-87307363), Dewanny (0813-14263398), Edu (0817-9806294), Mega (0811-957161) Pendaftaran terakhir : Sabtu, 8 September 2007 ==================================================== SEMINAR INJIL & ADAT BATAK Hari/tanggal : Sabtu, 21 Juli 2007 Waktu : 09.00 - 15.00 WIB Tempat : Landmark Building tower A, Lt.22, Jl.Jend.Sudirman no.1, Jakarta Pembicara : 1. Pdt. Ir. Mangapul Sagala, D.Th. 2. Drs. Duaman M. Panjaitan Kontribusi : Rp.75.000,- (Umum) dan Rp.50.000,- (Mahasiswa/Pelajar) Contact person : Roni br.Pardede, Eslon Simarmata, dan Midian Sirait

SEMINAR INJIL & ADAT BATAK

Seminar ini membahas bagaimana sikap orang Kristen terhadap Adat, khususnya adat Batak ditinjau dari pemahaman yang benar terhadap Firman Tuhan. Pertemuan Injil dengan Adat ditanah Batak adalah sebuah kejadian yang menarik karena Injil menimbulkan perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat batak yang sudah dijalani berabad-abad. Ada timbul pertentangan pengaruh kekristenan dohot Habatahon atau Injil dan Adat Batak. Hingga kini pertentangan diantara kedua kubu masih terus terjadi sehingga masyarakat Batak terbelah kedalam dua kelompok besar. Ada masyarakat yang meninggikan adat Batak dan menjadikannya seperti Petunjuk Hidup yang sempurna setara dengan Alkitab, ada juga masyarakat yang memperlakukan Adat Batak sebagai produk budaya Kakek Moyang dibawah pengaruh kegelapan (Okultisme) sehingga menjadikan adat Batak identik dengan buah karya jaman kegelapan dan pekerjaan setan sehingga tidak ada yang bermanfaat dan berlawanan dengan Injil.
Bagaimana sikap kita sebagai orang kristen yang terlahir menjadi suku Batak? Dimanakah kita berdiri melihat Adat Batak sebagai sebuah produk budaya leluhur? Segera daftarkan diri anda dan dapatkan berkat yang luar biasa melalui seminar ini (tempat terbatas) Hari/tanggal : Sabtu, 21 Juli 2007 Waktu : 09.00 - 15.00 WIB Tempat : Landmark Building tower A, Lt.22, Jl.Jend.Sudirman no.1, Jakarta Pembicara : 1. Pdt. Ir. Mangapul Sagala, D.Th. 2. Drs. Duaman M. Panjaitan Kontribusi : Rp.75.000,- (Umum) dan Rp.50.000,- (Mahasiswa/Pelajar) Contact person : Roni br.Pardede, Eslon Simarmata, dan Midian Sirait
Pdt. Mangapul Sagala dilahirkan dan dibesarkan di Samosir, sebuah daerah yang sangat menonjol dalam praktek Adat istiadat. Selain itu, beliau adalah lulusan doktor teologia dari Trinity Theological college, singapura. Kombinasi latar belakang tersebut diatas menjadi paduan yang sangat tepat dalam menyoroti Adat Batak dari perspektif Alkitab, khususnya Perjanjian Baru.
Drs. Duaman Panjaitan adalah tokoh Batak yang sangat aktif menggeluti Adat Batak, khususnya di Jakarta. Kepeduliannya terhadap budaya Batak telah menggerakkannya untuk memimpin sebuah media cetak (harian) Batak Pos yang banyak menyoroti kehidupan dan budaya Batak. Karena itu beliau merupakan orang yang sangat tepat untuk mejelaskan tentang detail Adat Batak.
Peserta: Orangtua, Alumni, Mahasiswa, Tokoh Masyarakat Adat, Hamba Tuhan, Aktivis Pelayanan Gereja maupun Lembaga Kristen.
Biaya sudah termasuk Makalah, Snack dan Makan siang mendaftar dengan kelompok mendapat discount khusus (bayar 5 gratis 1)
Pembayaran melalui Rekening Bank BCA a.n. Tiorisna Sihotang 491-0123454
Bank Mandiri a.n. Yayasan Binadunia a/c no. 123-0004629160 Penyelenggara:
Yayasan Binadunia - Komunitas Bonapasogit Diaspora (KBD)
Alamat: Jl.Murdai 1 no.16, Jakarta Pusat 10520; Tel.021-4208284, Fax 021-42880713;
Contact Person: Roni br.Pardede (021-71279011); Eslon Simarmata (0812-8408208); Midian Sirait (0812-9895124)
email: kbd_jkt@yahoo.co.id; milis: komunitasbonapasogit@yahoogroups.com

Kamis, Juni 28, 2007

Pengumuman Juni 2007

Selamat untuk kelahiran anak laki-laki dari Bang Gugur Manurung dan kak Tio, Diberi nama Daniel Manurung, lahir tanggal 16 juni 2007 Acara Martuppol Bang Purwanto dan Kak Skidder Hari Sabtu 23 Juni 2007 di Gereja HKBP KEBUN JERUK Jakarta Barat. Kebaktian kita berikutnya tanggal 14 Juli 2007 di Gereja HKBP Jend.Sudirman, belakang Chase Plaza.

Jumat, September 22, 2006

INFO PAKSU

Kita bersyukur untuk kebaktian bulan 13 Agustus‘ 06 yang lalu dengan jumlah Jemaat 129 orang dan kolekte sebesar Rp. 626.000,-. Bagi teman-teman yang rindu mengikuti Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) dan yang terbeban ikut pelayanan anak jalanan dapat menghubungi Sie Misi: telp ke Sekretariat PAKSU. Sesuai dengan rencana penerbitan buletin doa, maka dari seksi doa sangat mengharapkan sekali teman – teman mengirimkan topik doa ke seksi doa. Jika topik itu rahasia boleh ditulis rahasia, tapi jika tidak rahasia boleh dimasukan ke buletin. bagi yang aktif di milis dikirim via japri ke sie doa atau diisi form pada saat kebaktian. Hub Sie Doa : Milda, Reston, Rugun, Arta, Eslon, Mega & Angel. Telah dibentuk Panitia Perayaan Natal Paksu 2006 dengan susunan sebagai berikut: Ketua : Agnes Hutabarat Sekretaris : Aris Simatupang Bendahara : Risna Gultom SIE ACARA - Taruli Hutagaol - Friska Napitupulu - Rita Kandi Purba - Edi Marlon C. Manik - Eferata Meliala - Erna Manurung SIE DANA - Marolop Nainggolan - Pardomuan Sihombing - Damayanti Harahap - Herti Hutapea - Marisi Simajuntak - Editha SIE PERALATAN & DOKUMENTASI - Efendy Sianturi - Hendy Pinem - Sadarina Sembiring SIE KONSUMSI - Maruli Manurung (Bob) - Dumaris Sijabat - Melva Selanjutnya akan diadakan pertemuan Panitia, Pengurus dan Jemaat pada Sabtu, 16 September 2006 pkl 16.00 wib di Sekretariat Paksu (Jl. Sutomo II NO.46 UKI, Jakarta). Topik: Menetukan tema dan sasaran serta bentuk acara. English Club diadakan pada tanggal 24 September 2006 di Sekreatriat PAKSU jam 14.00 dengan Topik : “Friendship” Hub : Karon (0813 82134233), Jerry (0817 916 7640). Akan diadakan Sermón Pengurus pada Minggu, 17 September 2006 pkl 14.00 wib di Sekretariat Paksu (Jl. Sutomo II NO.46 UKI, Jakarta). Agenda: Pembubaran Panitia Gathering, Penyusunan tema kebaktian tahun 2007, Perkembangan Pelayanan dll. Akan diadakan Reuni Alumni KMK USU 2006. Tema : United in Christ for His Glory Pada : Tgl 27, 28, 29 Desember 2006 Tempat : Gelanggang Mahasiswa dan Auditorium USU Komunitas Bonapasogit Diaspora (KBD) mengundang semua saudara/i untuk hadir dalam ibadah BONA PASOGIT. Yang diadakan : Minggu, 17 Sep 2006 Tempat : Aula Universitas Kristen Indonesia (UKI) Waktu : 16.00 WIB Pembicara : Pdt. Mangapul Sagala MTh Thema : Eksposisi Injil Yohanes

Berita Dukacita 1. Ibunda Rosmida FKM USU, pada tgl. 11 Juli 2006 dan dikebumikan tgl.14 Juli 2006 di Parapat. 2. Ayahanda k' Setia (alumni FMIPA USU) / mertua dari Bang Rizal Sianturi (alumni FMIPA USU) pada hari Minggu, 20 Agustus 2006 di Depok, dan dikebumikan hari ini, tgl 22 Agustus 2006. 3. Ayahanda dari Rony Sola Gratia Hutabarat , pada tgl. 28 Juli2006, dikebumikan tgl.29 Juli di Bekasi “ Kami dari pengurus PAKSU, menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga . Biarlah Tuhan yang terus memberikan kekuatan pada keluarga yang ditinggalkan”. Tuhan memberkati.

Sakit

Kita Berdoa untuk teman teman yang sakit segra sembuh dan beraktifitas seperti biasa 1. Tgl 17 Juli 2006 Ade Wartaty di RS UKI 2. Tgl 21 Juli Ibunda Roida di Rumah (Cawang) 3. Tgl 01 September 2006 Rince di RS Cikini 4. Tgl 31 Agustus 2006 Delima br Tambunan 5. Tgl 05 September 2006 Roida di RS Cikini

Menikah 1. Nelly Katrina Manurung SKM dengan Bambang Setiawan Ssos Pemberkatan 5 Agustus di GBI ModernLand Tangerang 2. Anita dan Cipta 5 Agustus 2006 di Gedung Pertemuan Restu 2 3. Sondang Rotua Lordissi br Lumbanbatu dengan Rony Sola Gratia Hutabarat, Pemberkatan nikah di HKBP Sudirman tgl. 5 Agustus 2006 4. Ucapan Syukur pernikahan Martahi dan Leni di perumahan Jati Jajar Pasar Rebo tgl. 5 agustus 2006. Berita Melahirkan 1. Kel. R.Purba dan Ida Saragih . Melahirkan tgl. 5 Juli 2006. Tinggal di Komp SekNeg , Jl. Palem Raya Blok A/10 Ciledug 2. Kel. Robert Panjaitan Dan K`Niren , melahirkan anak Laki-laki tgl 2 September 2006 di RS YPK
TOPIK KEBAKTIAN PAKSU
8 Oct : Katakan dengan Jujur 12 Nov : Maximize your Pontential
Tempat Kebaktian : Gereja HKBP Sudirman Jl. Setia Budi Raya No. 3 (Belakang Chase Plaza) Jakarta Selatan.

KERJA BUAT TUHAN

Dalam malam terakhir Paulus dengan para penatua di Efesus, selain menguatkan dan menasihati, Paulus kembali menekankan bahwa selama melayani bersama-sama dengan mereka dia juga bekerja sama seperti mereka. Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi saja melainkan juga untuk kawan-kawan seperjalanan dan orang-orang yang lemah (Kis 20:17-38). Kerja di Zaman ModernKita semua akan menganggukkan kepala bahwa saat ini bekerja adalah salah satu bagian kehidupan terpenting. Hampir sebagian terbesar waktu yang kita miliki adalah untuk bekerja. Sehingga energi, emosi dan segenap daya upaya hampir terserap habis tercurah untuk satu kata: kerja. Bahkan mungkin ada sebagian dari kita yang termasuk golongan workaholic atau penggila kerja yang bekerja hampir 25 jam sehari dan 8 hari seminggu! Dan saya juga pernah termasuk dalam golongan ini walau sebentar….Pengalaman kolektif kita paska menyelesaikan studi adalah berhadapan dengan realitas kehidupan yang serba sulit dan keras. Persaingan yang semakin kompetitif dan lapangan pekerjaan yang semakin sempit akibat kondisi perekonomian yang sangat lambat pulih semakin menegaskan betapa sulitnya memperoleh pekerjaan seperti yang kita inginkan. Memang ada sebagian kecil kita yang beruntung diterima di perusahaan besar dengan gaji besar pula. Namun sebagian terbesar kita akhirnya pasrah menerima pekerjaan yang ada demi menyambung hidup sambil terus mencari pekerjaan yang lebih baik dan dengan penghasilan yang lebih baik pula!Terutama untuk kita yang merantau di “kampung raksasa” seperti Jakarta yang keras dan kadang buas, dinamika dan perubahan sosial sangat cepat terasa. Perubahan dalam gaya hidup seperti pengaruh teknologi komunikasi, gaya berbelanja, kebutuhan hiburan dan liburan, relasi dengan tetangga dan komunitas berkumpul mempengaruhi cara pandang kita. Pluralitas dan kompleksitas kehidupan kampung Jakarta pada akhirnya juga mempengaruhi salah satu bagian terpenting hidup kita: kerja.Kerja adalah PelayananLagi-lagi kita pasti akan menganggukkan kepala bahwa kerja adalah pelayanan. Bahwa kerja adalah wujud dari kesaksian kita sebagai orang percaya. Bahwa bekerja pada dasarnya bukan lagi sekedar untuk pemenuhan diri sendiri namun untuk kemuliaan Tuhan. Bahwa bekerja adalah untuk melayani. Namun lagi-lagi kenyataan di lapangan tidak sesederhana itu. Tantangannya sering terlalu berat sehingga kita lebih sering bungkam untuk menyatakan apakah kita sedang bekerja atau “bekerja”.Waktu saya masih bekerja sebagai seorang akuntan publik saya lebih sering gamang. Kegamangan saya adalah bahwa ternyata ilmu dan keterampilan yang saya miliki termanfaatkan untuk mengakali suatu kasus atau persoalan yang bermasalah menjadi seakan-akan baik dan tidak bermasalah. Karena ketatnya persaingan bisnis maka memaksa perusahaan kami untuk lebih menuruti maunya klien sehingga saya yang dibawah juga mau tak mau turut dalam “persekutuan jahat” itu.Akumulasi dari kebiasaan kompromi-kompromi tersebut akibatnya adalah degradasi atas kecintaan kepada Tuhan dan kepedulian kepada sesama. Kebiasaan positif seperti persekutuan pribadi dan persekutuan kolektif menjadi kering dan terjauhkan. Sehingga keluhan berulang seperti: HPDT saya sudah jarang dilakukan dan si A kok beda banget waktu mahasiswa menjadi pengalaman bersama. Padahal yang seharusnya adalah bukan tekanan dan beratnya tantangan dalam pekerjaan yang melemahkan spiritualitas dan iman yang telah terbangun tapi seharusnya penggairahan spiritualitas dan persekutuan terus-menerus yang menyemangati dan menghidupkan eksistensi kita dalam pekerjaan. Spiritualitas dan persekutuan yang sejati pada akhirnya berdampak bukan hanya kepada orang lain tapi juga pada kepuasan kerja dan aktualisasi potensi sehingga kerja sebagai pelayanan lebih punya makna dan nilai.Tantangan Masa DepanBerpijak dari realitas masa kini lagi-lagi kita akan mengangguk setuju bahwa tantangan hidup masa depan akan demikian beratnya. Kebutuhan hidup semakin bertambah untuk dipenuhi sedangkan penghasilan semakin menipis dan tak pasti. Semakin banyak ketidakpastian.Kembali kepada spiritualitas sejati dan Jalan Tuhan adalah kata kuncinya. Kembali bergairah dalam persekutuan pribadi dengan Tuhan yang hidup dan bermakna dan mengasihi setiap manusia. Spiritualitas dan persekutuan yang terus tumbuh hidup akan membuat kita lebih memaknai dan mengisi setiap waktu dan kehidupan dengan berbagai hal yang lebih bermakna, meningkatkan keunggulan dan kualitas pribadi, meningkatkan disiplin, efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, menghargai waktu, etos kerja keras dan selalu beryukur. Sikap-sikap positif itu pada akhirnya juga akan membuat setiap kita dimanapun juga akan menjadi pelayan yang baik, professional dan saksi Kristus yang nyata. Kawan-kawan, bahkan Paulus telah menjadikan hidupnya sebagai teladan bahwa sebagai orang percaya kerja tidak cukup kalau hanya untuk diri sendiri tapi bahkan untuk banyak orang terutama orang-orang lemah yang sudah sepatutnya ditolong dan diberdayakan. Bahwa memang pada dasarnya kita bekerja adalah untuk Dia. (bob)

Minggu, September 10, 2006

BEDA ANTARA CINTA DAN COCOK

Oleh: Dr. Paul Gunadi
Salah satu alasan paling umum mengapa kita menikah adalah karena cinta --cinta romantik, bukan cinta agape, yang biasa kita alami sebagai prelude ke pernikahan. Cintalah yang meyakinkan kita untuk melangkah bersama masuk ke mahligai pernikahan.
Masalahnya adalah, walaupun cinta merupakan suatu daya yang sangat kuat untuk menarik dua individu, namun ia tidak cukup kuat untuk merekatkan keduanya. Makin hari makin bertambah keyakinan saya bahwa yang diperlukan untuk merekatkan kita dengan pasangan kita adalah kecocokan, bukan cinta.
Saya akan jelaskan apa yang saya maksud.
Biasanya cinta datang kepada kita ibarat seekor burung yang tiba- tiba hinggap di atas kepala kita. Saya menggunakan istilah "datang" karena sulit sekali (meskipun mungkin) untuk membuat atau mengkondisikan diri mencintai seseorang. Setelah cinta menghinggapi kita, cinta pun mulai mengemudikan kita ke arah orang yang kita cintai itu. Sudah tentu kehendak rasional turut berperan dalam proses pengemudian ini. Misalnya, kita bisa menyangkal hasrat cinta karena alasan-alasan tertentu. Tetapi, jika tidak ada alasan-alasan itu, kita pun akan menuruti dorongan cinta dan berupaya mendekatkan diri dengan orang tersebut. Cinta biasanya mengandung satu komponen yang umum yakni rasa suka. Sebagai contoh, kita berkata bahwa pada awalnya kita tertarik dengan gadis atau pria itu karena kesabarannya, kebaikannya menolong kita, perhatiannyayang besar terhadap kita, wajahnya yang cantik atau sikapnya yang simpatik, dan sejenisnya. Dengan kata lain, setelah menyaksikan kualitas tersebut diatas timbullah rasa suka terhadapnya sebab memang sebelum kita bertemu dengannya kita sudah menyukai kualitas tersebut. Misalnya, memang kita mengagumi pria yang sabar, memang kita menghormati wanita yang lemah lembut, memang kita mengukai orang yang rela menolong orang lain dan seterusnya. Jadi, rasa suka muncul karena kita menemukan yang kita sukai pada dirinya.
Saya yakin cinta lebih kompleks dari apa yang telah saya uraikan.
Namun khusus untuk pembahasan kali ini, saya membatasi lingkup cinta hanyapada unsur suka saja. Cocok dan suka tidak identik namun sering dianggap demikian. Saya berikan contoh. Saya suka rumah yang besar dengan taman yang luas, tetapi belum tentu saya cocok tinggal di rumah yang besar seperti itu. Saya tahu saya tidak cocok tinggal di rumah sebesar itu sebab saya bukanlah tipe orang yang rajin membersihkan dan memelihara taman (yang dengan cepat akan bertumbuh kembang menjadi hutan). Itulah salah satu contoh di mana suka tidak sama dengan cocok. Contoh yang lain. Rumah saya kecil dan cocok dengan saya yang berjadwal lumayan sibuk dan kurang ada waktu mengurusnya. Namun saya kurang suka dengan rumah ini karena bagi saya, kurang besar(tamannya). Pada contoh ini kita bisa melihat bahwa cocok berlainan dengan suka. Pada intinya, yang saya sukai belum tentu cocok buat saya; yang cocok dengan saya belum pasti saya sukai. Sekarang kita akan melihat kaitannya dengan pemilihan pasangan hidup. Tatkala kita mencintai seseorang, sebenarnya kita terlebih dahulu menyukainya, dalam pengertian kita suka dengan ciri tertentu pada dirinya. Rasa suka yang besar (yang akhirnya berpuncak pada cinta) akan menutupi rasa tidak suka yang lebih kecil dan -- ini yang penting -- cenderung menghalau ketidakcocokan yang ada di antara kita. Di sinilah terletak awal masalah. Ini yang acap kali terjadi dalam masa berpacaran. Rasa suka meniup pergi ketidakcocokan di antara kita, bahkan pada akhirnya kita beranggapan atau berilusi bahwa rasa suka itu identik dengan kecocokan.Kita kadang berpikir atau berharap,"Saya menyukainya, berarti saya (akan) cocok dengannya." Salah besar! Suka tidak sama dengan cocok; cinta tidak identik dengan cocok! Alias, kita mungkin mencintai seseorang yang sama sekali tidak cocok dengan kita.
Pada waktu Tuhan menciptakan Hawa untuk menjadi istri Adam, Ia menetapkan satu kriteria yang khusus dan ini hanya ada pada penciptaan istri manusia, yakni, "Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Kata "sepadan" dapat kita ganti dengan kata "cocok." Tuhan tidak hanya menciptakan seorang wanita buat Adam yang dapat dicintainya, Ia sengaja menciptakan seorang wanita yang cocok untuk Adam. Tuhan tahu bahwa untuk dua manusia bisa hidup bersama mereka harus cocok.Menarik sekali bahwa Tuhan tidak mengagungkan cinta (romantik) sebagai prasyarat pernikahan. Tuhan sudah memberi kita petunjuk bahwa yang terpenting bagi suami dan istri adalah kecocokan. Ironisnya adalah, kitatelah menggeser hal esensial yang Tuhan tunjukkan kepada kita dengan cara mengganti kata "cocok" dengan kata "cinta." Tuhan menginginkan yang terbaik bagi kita; itulah sebabnya Ia telah menyingkapkan hikmat-Nya kepada kita. Sudah tentu cinta penting, namun yang terlebih penting ialah, apakah ia cocok denganku?
Saya teringat ucapan Norman Wright, seorang pakar keluarga di AmerikaSerikat, yang mengeluhkan bahwa dewasa ini orang lebih banyak mencurahkan waktu untuk menyiapkan diri memperoleh surat ijin mengemudi dibanding dengan mempersiapkan diri untuk memilih pasangan hidup. Saya kira kita telah termakan oleh motto, "Cinta adalah segalanya," dan melupakan fakta dilapangan bahwa cinta (romantik) bukan segalanya. Jadi, kesimpulannya ialah, cintailah yang cocok dengan kita! Teman-teman ini saya juga berikan sebuah doa untuk menemukan pasangan hidup yang tepat dan cocok, doa ini sangat indah semoga juga bisa memberikankesadaran bahwa semua itu akan kita kembalikan kepada Sang Empunya Kehidupan. ini saya buat dua versi yang bisa digunakan sesuai jenis kelamindan kebutuhan teman2. Jika artikel dan doa ini Anda rasa berguna...berikan kepada mereka yang membutuhkan dan yakinlah niat baik Anda pasti tidak akan pernah sia-sia... semoga bermanfaat
PRAYER FOR LIFETIME PARTNER Tuhanku, Aku berdoa untuk seorang pria/perempuan, yang akan menjadi bagian darihidupku. Seorang yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu.
Seorang pria/perempuan yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.
Seorang pria/perempuan yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU. Wajah ganteng/cantik dan daya tarik fisik tidaklah penting. Yang paling penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menjadi seperti Engkau. Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia. Seseorang yang memiliki hati yang bijak bukan hanya otak yang cerdas.
Seorang pria/perempuan yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku.
Seorang pria/perempuan yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah.
Seorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku/ketampanan tetapi karena hatiku.
Seorang pria/perempuan yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktudan situasi.
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang perempuan/pria ketika berada di sebelahnya. Aku tidak meminta seorang yang sempurna, Namun aku meminta seorang yangtidak sempurna, sehingga aku dapat membuatnya sempurna dimataMU. Seorang pria/perempuan yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
Seorang pria/perempuan yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seseorang yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya. Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.
Dan aku juga meminta : Buatlah aku menjadi seorang perempuan/pria yang dapat membuat pria/perempuan itu bangga dan bahagia. Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku. Berikanlah RohMU yang lembut sehingga kecantikanku/ ketampananku datang dariMU bukan dari luar diriku.
Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya. Berikanlah aku mataMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja. Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari. Berikanlah aku bibirMU dan aku akan tersenyum padanya setiap pagi. Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakaan "betapa besarnya Tuhan itu karena Engkau telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna".
Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.
Amin

Sabtu, Juli 29, 2006

SEJARAH

Ayo dibaca dulu, dan beri masukan, kritikan, atau informasi tambahan, biar tulisan ini kita buat semakin bagus, okay :)

  • Agustus 1989: Beberapa alumni pelayanan kristen yang berasal dari Medan; Mangasi Tarigan, Dame Purba, dan Ratnawati Tarigan (alumni Pelmakris UDA) mengadakan pertemuan untuk mendukung study 1 orang hamba Tuhan yang kuliah di STII Yogyakarta sekaligus mengadakan PA dan Jam Doa. Mereka memiliki kesatuan pandang bahwa jikalau mereka tidak berkumpul untuk saling menguatkan dan mendukung satu dengan yang lainnya di dalam doa maka mereka akan sangat kesulitan untuk menghadapi tantangan dunia alumni yang sedemikian kompleks. Pada waktu itu, Perkantas dan persekutuan kampus seperti KMK dan Pelmakris baru mulai didirikan di Medan, yaitu pada tahun 1988. Semangat persekutuan yang sama masih terasa pada para alumni saat mereka tiba di Jakarta.
  • September 1989: Romulus Tambunan (mantan ketua Pelmakris UDA) dan istri ikut bergabung setelah pindah ke Jakarta. Semenjak itu, pertemuan dilakukan setiap bulan dan anggota yang ikut semakin bertambah banyak.
  • Awal 1990: Armand Barus (alumni FT USU), Jalontar Butar-butar (alumni FT USU), Saut (alumni IKIP), Martin Sinaga (alumni FE Nomensen) dan Angelina Tampubolon (alumni FED3 USU). Sekitar Oktober 1990, Almen dan Anita (alumni FISIP UDA) ikut bergabung.
  • Awal 1990 nama PAKSU disumbangkan oleh Mangapul Sagala dalam sebuah pertemuan di rumahnya di Cinere, lalu kemudian dalam sebuah retreat di Bogor.
  • Tahun 1991: Kepengurusan PAKSU terbentuk dengan ketua pertama Almen Pasaribu (Fisipol UDA).. Seterusnya, anggota PAKSU semakin bertambah dari tahun ke tahun. Kegiatan PAKSU pada saat itu adalah kebaktian bulanan, jam doa dan KTB. Kegiatan ini berlangsung selama beberapa periode pelayanan. Jam doa Pengurus yg diadakan dengan berpindah pindah tempat/rumah karena belum adanya satu tempat yg tetap yang dapat dipakai sebagai rumah Persekutuan.
  • Tahun 1991 juga: Tujuan PAKSU dibentuk, yaitu: - memelihara persekutuan para alumni dengan Tuhan, - wadah informasi khususnya bagi alumni yang baru datang ke Jakarta, - mendukung alumni yang sekolah alkitab secara finansial dan mendukung pelayanan Medan. Dan dengan Misi yaitu; - mendukung pelayanan alumni Medan, - menjadi wadah persekutuan bagi alumni Medan dan - untuk menjalankan amanat agung Tuhan Yesus.
  • Tahun 1992: Kepengurusan Periode 2 dipimpin oleh Almen Pasaribu (Fisipol UDA)
  • Tahun 1993: Kepengurusan Periode 3 dipimpin oleh Almen Pasaribu (Fisipol UDA)
  • Tahun 1994: Kepengurusan Periode 4 dipimpin oleh Almen Pasaribu (Fisipol UDA)
  • Tahun 1995: Kepengurusan Periode 5 dipimpin oleh Jordan Purba (FH-USU).. Pada tahun ini pengiriman dana untuk mendukung pelayanan Medan mulai dilaksanakan walau belum teratur.
  • Tahun 1996: Kepengurusan Periode 6 dipimpin oleh Jordan Purba (FH-USU)
  • Tahun 1997: Kepengurusan Periode 7 dipimpin oleh Tri Nilasari Sitompul (FE-UDA)
  • Tahun 1998: Kepengurusan Periode 8 dipimpin oleh Heppy Tambunan (FE-USU)
  • Tahun 1999: Kepengurusan Periode 9 dipimpin oleh Heppy Tambunan (FE-USU).. Pada tahun ini untuk pertama kali PAKSU menyewa sebuah rumah di Jalan Pramuka Jakarta Timur yang dipakai sebagai rumah persekutuan yang tetap.
  • Tahun 2000: Kepengurusan Periode 10 dipimpin oleh Manghirim Tobing (FP-USU) / Gembira Simbolon (FT-USU).. Pada tahun ini rumah persekutuan pindah ke Jl Biru Laut.
  • Tahun 2001: Kepengurusan Periode 11 dipimpin oleh Gembira Simbolon (FT-USU).. Rumah persekutuan pindah ke Jalan ……….(un-known).. Pada tahun ini visi PAKSU dirumuskan, yaitu: “Menghasilkan Alumni yang Hidup dalam Iman dan Integritas Kristen yang Tangguh”.
  • Tahun 2002: Kepengurusan Periode 12 dipimpin oleh Gembira D Simbolon (FT-USU):. Rumah persekutuan pindah ke Jalan Sutomo II No 46 Jakarta Timur. . PAKSU membuat target untuk dapat memberikan Rp 2.5 juta per bulan untuk pelayanan di Medan.
  • Tahun 2003: Kepengurusan Periode 13 dipimpin oleh Reston Sitorus (FP-USU)
  • Tahun 2004: Kepengurusan Periode 14 dipimpin oleh Reston Sitorus (FP-USU)
  • Tahun 2005: Kepengurusan Periode 15 dipimpin oleh Midian Sirait (FMIPA-USU)
  • Tahun 2006: Kepengurusan Periode 16 dipimpin oleh Midian Sirait (FMIPA-USU)

Selasa, Juni 13, 2006

Breaking The Da Vinci Code

So the divine Jesus and infallible Word emerged out of a fourth-century power-play? Get real.By Collin Hansen posted 11/07/2003
Perhaps you've heard of Dan Brown's The Da Vinci Code. This fictional thriller has captured the coveted number one sales ranking at Amazon.com, camped out for 32 weeks on the New York Times Best-Seller List, and inspired a one-hour ABC News special. Along the way, it has sparked debates about the legitimacy of Western and Christian history.
While the ABC News feature focused on Brown's fascination with an alleged marriage between Jesus and Mary Magdalene, The Da Vinci Code contains many more (equally dubious) claims about Christianity's historic origins and theological development. The central claim Brown's novel makes about Christianity is that "almost everything our fathers taught us about Christ is false." Why? Because of a single meeting of bishops in 325, at the city of Nicea in modern-day Turkey. There, argues Brown, church leaders who wanted to consolidate their power base (he calls this, anachronistically, "the Vatican" or "the Roman Catholic church") created a divine Christ and an infallible Scripture—both of them novelties that had never before existed among Christians.
Watershed at Nicea
Brown is right about one thing (and not much more). In the course of Christian history, few events loom larger than the Council of Nicea in 325. When the newly converted Roman Emperor Constantine called bishops from around the world to present-day Turkey, the church had reached a theological crossroads.
Led by an Alexandrian theologian named Arius, one school of thought argued that Jesus had undoubtedly been a remarkable leader, but he was not God in flesh. Arius proved an expert logician and master of extracting biblical proof texts that seemingly illustrated differences between Jesus and God, such as John 14:28: "the Father is greater than I." In essence, Arius argued that Jesus of Nazareth could not possibly share God the Father's unique divinity.
In The Da Vinci Code, Brown apparently adopts Arius as his representative for all pre-Nicene Christianity. Referring to the Council of Nicea, Brown claims that "until that moment in history, Jesus was viewed by His followers as a mortal prophet … a great and powerful man, but a man nonetheless."
In reality, early Christians overwhelmingly worshipped Jesus Christ as their risen Savior and Lord. Before the church adopted comprehensive doctrinal creeds, early Christian leaders developed a set of instructional summaries of belief, termed the "Rule" or "Canon" of Faith, which affirmed this truth. To take one example, the canon of prominent second-century bishop Irenaeus took its cue from 1 Corinthians 8:6: "Yet for us there is but one God, the Father, from whom all things came and for whom we live; and there is but one Lord, Jesus Christ."
The term used here—Lord, Kyrios—deserves a bit more attention. Kyrios was used by the Greeks to denote divinity (though sometimes also, it is true, as a simple honorific). In the Greek translation of the Old Testament (the Septuagint, pre-dating Christ), this term became the preferred substitution for "Jahweh," the holy name of God. The Romans also used it to denote the divinity of their emperor, and the first-century Jewish writer Josephus tells us that the Jews refused to use it of the emperor for precisely this reason: only God himself was kyrios.
The Christians took over this usage of kyrios and applied it to Jesus, from the earliest days of the church. They did so not only in Scripture itself (which Brown argues was doctored after Nicea), but in the earliest extra-canonical Christian book, the Didache, which scholars agree was written no later than the late 100s. In this book, the earliest Aramaic-speaking Christians refer to Jesus as Lord.
In addition, pre-Nicene Christians acknowledged Jesus's divinity by petitioning God the Father in Christ's name. Church leaders, including Justin Martyr, a second-century luminary and the first great church apologist, baptized in the name of the triune God—Father, Son, and Holy Spirit—thereby acknowledging the equality of the one Lord's three distinct persons.
The Council of Nicea did not entirely end the controversy over Arius's teachings, nor did the gathering impose a foreign doctrine of Christ's divinity on the church. The participating bishops merely affirmed the historic and standard Christian beliefs, erecting a united front against future efforts to dilute Christ's gift of salvation.
"Fax from Heaven"?
With the Bible playing a central role in Christianity, the question of Scripture's historic validity bears tremendous implications. Brown claims that Constantine commissioned and bankrolled a staff to manipulate existing texts and thereby divinize the human Christ.
Yet for a number of reasons, Brown's speculations fall flat. Brown correctly points out that "the Bible did not arrive by fax from heaven." Indeed, the Bible's composition and consolidation may appear a bit too human for the comfort of some Christians. But Brown overlooks the fact that the human process of canonization had progressed for centuries before Nicea, resulting in a nearly complete canon of Scripture before Nicea or even Constantine's legalization of Christianity in 313.
Ironically, the process of collecting and consolidating Scripture was launched when a rival sect produced its own quasi-biblical canon. Around 140 a Gnostic leader named Marcion began spreading a theory that the New and Old Testaments didn't share the same God. Marcion argued that the Old Testament's God represented law and wrath while the New Testament's God, represented by Christ, exemplified love. As a result Marcion rejected the Old Testament and the most overtly Jewish New Testament writings, including Matthew, Mark, Acts, and Hebrews. He manipulated other books to downplay their Jewish tendencies. Though in 144 the church in Rome declared his views heretical, Marcion's teaching sparked a new cult. Challenged by Marcion's threat, church leaders began to consider earnestly their own views on a definitive list of Scriptural books including both the Old and New Testaments.
Another rival theology nudged the church toward consolidating the New Testament. During the mid- to late-second century, a man from Asia Minor named Montanus boasted of receiving a revelation from God about an impending apocalypse. The four Gospels and Paul's epistles achieved wide circulation and largely unquestioned authority within the early church but hadn't yet been collected in a single authoritative book. Montanus saw in this fact an opportunity to spread his message, by claiming authoritative status for his new revelation. Church leaders met the challenge around 190 and circulated a definitive list of apostolic writings that is today called the Muratorian Canon, after its modern discoverer. The Muratorian Canon bears striking resemblance to today's New Testament but includes two books, Revelation of Peter and Wisdom of Solomon, which were later excluded from the canon.
By the time of Nicea, church leaders debated the legitimacy of only a few books that we accept today, chief among them Hebrews and Revelation, because their authorship remained in doubt. In fact, authorship was the most important consideration for those who worked to solidify the canon. Early church leaders considered letters and eyewitness accounts authoritative and binding only if they were written by an apostle or close disciple of an apostle. This way they could be assured of the documents' reliability. As pastors and preachers, they also observed which books did in fact build up the church—a good sign, they felt, that such books were inspired Scripture. The results speak for themselves: the books of today's Bible have allowed Christianity to spread, flourish, and endure worldwide.
Though unoriginal in its allegations, The Da Vinci Code proves that some misguided theories never entirely fade away. They just reappear periodically in a different disguise. Brown's claims resemble those of Arius and his numerous heirs throughout history, who have contradicted the united testimony of the apostles and the early church they built. Those witnesses have always attested that Jesus Christ was and remains God himself. It didn't take an ancient council to make this true. And the pseudohistorical claims of a modern novel can't make it false. Source : Christianity Today
GLOSSARY affirm (vt). menegaskan, mengiakan, memperkokoh, mensahkan allegation (n). pernyataan tanpa bukti, dugaan apocalypse (n). wahyu, penyingkapan bankroll (n). uang yang tersedia pada seseorang chief (n). kepala, ketua, (adj). utama coveted (vt). iri hati, mendambakan creed (n). pernyataan kepercayaan/keyakinan, syahadat, iman cult (n). cara memuja dilute (vt) mencairkan, menipiskan disguise (n). penyamaran, samaran divine (adj). bersifat ketuhanan, hebat, (vt) meramalkan divinity (n) dewa, Tuhan, keTuhanan, kedewaan doctrine (n) doktrin, ajaran dubious (adj). yang meragukan, ragu-ragu exemplify (vt). memberikan contoh, menunjukkan heirs (n) ahli waris heretical (adj). yang berhubungan dengan bidah impending (adj). yang akan datang, yang mendatang infallible (adj). sempurna, mutlak legitimacy (n) kekuasaan, legitimasi loom (n) perkakas tenun, (vi) nampak, terbayang luminary (n) orang termahsyur, seorang bintang mortal (n) mahluk hidup, (adj) yang mematikan, besar sekali nudge (n) sentuhan, dorongan, (vt) menyentuh, menyinggung overtly (adj) jelas, terang, lahir prominent (adj) terkemuka, menyolok, menonjol pseudo- (n) palsu, lancung, gadungan thriller (n) sesuatu yang menggetarkan hati wrath (n) kegusaran, kemarahan, kemurkaan